Rabu, 25 April 2012

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MELALUI PENDEKATAN SPESIFIK


  

   I.            PENDAHULUAN
Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. Akan tetapi tidak ada cara tertentu untuk digunakan dalam semua keadaan karena psoses kejiwaan itu sendiri tidak pernah sama.sewaktu-waktu ia dapat berubah sehingga tidak mungkin membagi-baginya, apalagi hendak memasukkan kejiwaan itu ke dalam golongan-golongan tertentu.
Dalam ilmu kejiwaan terdapat salah satu cabang keilmuan yang membahas tentang hal ini, yaitu Psikologi Perkembangan. Psikologi Perkembangan merupakan ilmu yang membahas tentang kejiwaan manusia dari lahir sampai meninggal. Obyek dari psikologi ini adalah manusia seumur hidup.

   II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja pendekatan psikolog perkembangan dalam penelitiannya?
2.      Metode psikologi perkembangan apa saja yang dapat dilakukan dalam pendekatan khusus?

  1. PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai metode penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikologi perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. dalam melakukan pekerjaannya psikolog perkembangan secara garis besar memiliki 2 (dua) Pendekatan yakni pendekatan umum dan pendekatan khusus.
Dalam makalah ini kami secara khusus membahas metode psikologi perkembangan melalui pendekatan yang lebih khusus

A.    Metode Psikologi Perkembangan Pada Pendekatan yang lebih umum
Beberapa metode dapat digunakan oleh para psikolog perkembangan terkait dengan pendekatan umum ini diantaranya adalah metode longitudinal, tranversal dan transection (Lintas Budaya). metode Longitudinal Vs Transversal (Krosseksional), Metode longitudinal adalah suatu tehnik psikologi perkembangan dengan cara meneliti seseorang mulai dari kelahirannya sampai masa tua dan meninggalnya.
Metode Transversal dilakukan dengan Meneliti sejumlah orang dari kelompok usia tertentu, untuk diketahui misalnya bagaimana perkembangan manusia pada masa anak-anak dilanjutkan remaja dan dewasa.
Metode Lintas Budaya Adalah metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan manusia dari segi faktor kultural. Karena kematangan seksual pada remaja dipengaruhi oleh norma dan budaya tertentu.
Metode Time-lag Adalah metode yang membandingkan orang dari segi usia yang sama tapi tahun kelahiran yang berbeda. Metode ini akan menghasilkan tingkat kesamaan yang tinggi
Kombinasi antara longitudinal dan krosseksional Adalah dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dengan waktu tertentu yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan anak yang setaraf lainnya dan yang terakhir disimpulkan untuk menjadi hasil akhir.

B.     Metode Psikologi Perkembangan Pada Pendekatan yang lebih Khusus
1.      Metode eksperimental
Istilah Eksperimen (Percobaan) dalam psikologi berarti pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal in dimaksudkan untuk “menguji” hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu, jadi tujuan eksperimen ialah : untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, fantasi dan lain sebagainya.[1]
Metode eksperimen dalam buku yang lain dierangkan sebagai metode yang dipergunakan oleh penyelidik terhadap objeknya dengan jalan mengadakan eksperimen-eksperimen, tujuannya adalah jika penyelidik ingin menemukan kebenaran atas pendapat-pendapat orang lain tentang sesuatu.[2]
Eksperimen sejati melibatkan manipulasi satu atau beberapa factor dan pengukuran (Observasi) terhadap efek-efek manipulasi tersebut pada pelaku. Eksperimen efektif untuk menguji hipotesis karena memungkinkan kita untuk melaksanakan pengontrolan dengan tingkat yang relative tinggi dalam sebuah situasi.[3]
Metode eksperimen dapat dibedakan antara eksperimen murni dan eksperimen lapangan. Perbedaan antara keduanya tersebut ada dalam factor tertentu dengan gejala-gejala perkembangan. Pada eksperimen mmurni maka kontrol terhadap situasi lebih dapat dilakukan dengan baik,dengan demikian hubungan antara suatu variable dengan suatu gejala perkembangan lebih dapat ditentukan.
Eksperimen lapangan bertitik tolak dari situasi kehidupan nyata. Dalam hal ini sering kali hubungan antara suatu variable dengan suatu gejala perkembangan dapat dilihat dengan pasti.
Dalam suatu eksperimen maka semua variable, kecuali satu, dibuat konstan, kemudian dengan memanipulasi variable yang satu tersebut (variable bebas) dapatlah diketahui pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkannya (variable dependen/ tergantung).
Contoh : pada kelas V.A dan V.B yang menduduki grade yang sama dalam semua aspek, masing-masing kelas dikenakan perlakuan yang berbeda, misal dalam membuat tugas (tes) kelas V.A diberitahu bahwa tugas itu merupakan latihan saja, sedangkan kelas V.B diberitahu bahwa siapa yang dapat nilai 8 bahkan lebih akan mendapat suatu hadiah. Eksperimen iin menguji suatu hipotesis bahwa kelompok yang diberi pengharapan akan hadiah tadi melakukan tesnya dengan lebih baik.

2.      Metode Non-eksperimental
Pada dasarnya, metode eksperimental hanyalah salah satu dari sekian banyak cara yang dilakukan para ahli psikologi untuk mengkaji perilaku. Pengkajian perilaku tidak selalu dapat atau perlu dilakukan di laboratorium. Bayi yang masih kecil, umpamanya, mungkin berperilaku amat berbeda di dalam laboratorium dengan di rumah bersama orang dan mainan yang dikenalnya di sekitar dirinya.
Di antara metode penelitian psikologi perkembangan melalui pendekatan yang lebih khusu (spesifik) adalah sebagai berikut :

a.      Metode klinis
Metode ini biasanya digunakan untuk memperoleh kesimpulan dalam kondisi tertentu pada anak atau kelainan pada anak, selanjutnya akan diberi pengobatan. Yang biasanya dilakukan dengan pengadaan tes, permainan, maupun percakapan. Kemudian akan terlihat reaksi dari macam-macam anak.
Metode klinis berbeda daripada metode eksperimental tidak hanya dalam hal kecermatan cara mengadakan registrasi, yaitu dalam hal pengumpulan dan pencatatan data, melainkan terutama dalam hal representativitas sampel. Penilihan kelompok “orang coba”nya tidak perlu berdasarkan persamaan sifat nyang dimiliki oleh keseluruhan populasi, melainkan cukup dilakukan penelitian terhadap beberapa kasus saja, misalnya terhadap anak-anak dari tingkatan umur tertentu yang secara berturut-turut atau bersamaan waktu diobservasi oleh beberapa pengamat.[4]

b.      Metode angket (survey)
Di samping metode klinis juga masih ada metode observasi lain dalam psikologi perkembangan, misalnya metode survai yang meneliti beberapa sampel dari populasi yang besar. Caranya dapat menggunakan teknik wawancara dan angket.
Metode ini dengan cara membuat angket yang berisi pertanyaan yang mudah dipahami oleh anak dengan tujuan penelitian. Setelah diperoleh jawaban maka disimpulkan, dianalisis dan didata statistik.
Suatu perbedaan antara pengumpulan data melalui metode klinis dan pengumpulan data melalui angket ialah bahwa metode klinis dapat memberikan informasi mengenai tingkah laku, sedangkan angket mengadakan pencatatan mengenai pemberitaan tingkah laku.

c.       Metode pengumpulan karya atau karangan
Metode ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil karya anak-anak, antara lain: lukisan, karangan, pekerjaan tangan. Dari pengumpulan barang-barang tersebut dapat dianalisa serta diambil kesimpulan. Penelitian mengenai karangan mengandung keuntungan, yaitu bahwa ada dorongan bagi anak-anak muda untuk memformulasi gagasan-gagasan mereka mengenai salah satu masalah.

d.      Metode biografis
Metode longitudinal dapat dikombinasi dengan data, pencatatan dokumen, karangan, atau pencatatan tingkah laku yang khusus. Metode ini dilakukan untuk memperoleh perkembangan dari segi perjalanan hidup seseorang. Dalam hal ini metode biografis dapatmenggunakan buku harian, surat, sajak, karangan dan sebagainya, yang akhirnya juga dapat bersifat autobiografis (observasi diri, laporan diri).
  1. PENUTUP
Dalam melakukan tugasnya psikolog perkembangan memiliki 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan yang lebih umum dan pendekatan yang lebih  khusus.
Dalam pendekatan yang lebih khusus terdapat beberapa metode, di antaranya metode eksperimental dan non eksperimental. Pemakaian metode yang terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian mengenai hubungan gejala perkembangan yang satu dengan yang lain, baik mengenai tingkah laku, pendapat maupun kondisi tertentu dalam proses perkembangan seseorang.



DAFTAR PUSTAKA
  1. Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Rinieka Cipta, 1998)
  2. John J. Shaughnessy, Metodologi Penelitian Psikologi,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar),
  3. Monks.FJ.Knoers.AMP,Psikologi perkembangan,(Yogyakarta : Gajahmada University Perss.1982)
  4. Soejanto Agoes Psikologi Perkembangan (Jakarta : PT Rinieka Cipta, 2005)


[1] Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Rinieka Cipta, 1998) hlm. 19
[2] Soejanto Agoes Psikologi Perkembangan (Jakarta : PT Rinieka Cipta, 2005) hlm 195
[3] John J. Shaughnessy, Metodologi Penelitian Psikologi,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hlm. 241
[4] Op. Cit. hlm 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar